Kamis, 28 April 2011

DAFTAR GUNUNG - GUNUNG DI INDONESIA

DAFTAR GUNUNG

Nama Gunung, Tinggi dan Letaknya di Indonesia Diurutkan Berdasarkan Provinsi

Provinsi Bali Terdapat Gunung Abang Memiliki Tinggi 2.152 meter
Provinsi Bali Terdapat Gunung Agung Memiliki Tinggi 3.142 meter
Provinsi Bali Terdapat Gunung Batukau Memiliki Tinggi 2.276 meter
Provinsi Bali Terdapat Gunung Batur Memiliki Tinggi 1.717 meter
Provinsi Bali Terdapat Gunung Catur Memiliki Tinggi 2.098 meter
Provinsi Bali Terdapat Gunung Sangiang Memiliki Tinggi 2.087 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Bapagat Memiliki Tinggi 2.732 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Dempo Memiliki Tinggi 3.159 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Dingin Memiliki Tinggi 2.020 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Gadang Memiliki Tinggi 2.466 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Patah Memiliki Tinggi 2.817 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Runcing Memiliki Tinggi 2.221 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Seblat Memiliki Tinggi 2.883 meter
Provinsi Bengkulu Terdapat Gunung Tangkitlebak Memiliki Tinggi 2.115 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Abong-abong Memiliki Tinggi 3.015 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Bandahara Memiliki Tinggi 3.030 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Bateekeubeu Memiliki Tinggi 2.840 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Bateemecica Memiliki Tinggi 1.140 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Bumi Geureudong Memiliki Tinggi 2.670 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Bumi Telong Memiliki Tinggi 2.600 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Geureudong Memiliki Tinggi 2.590 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Leuser Memiliki Tinggi 4.446 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Mueajan Memiliki Tinggi 3.079 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Panet sagu Memiliki Tinggi 3.019 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Panjang Memiliki Tinggi 2.023 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Perkison Memiliki Tinggi 2.532 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Segama Memiliki Tinggi 2.015 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Sorik Merapi Memiliki Tinggi 2.145 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Tangga Memiliki Tinggi 2.500 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Tinjaulaut Memiliki Tinggi 2.105 meter
Provinsi DI Aceh Terdapat Gunung Ulumasen Memiliki Tinggi 2.390 meter
Provinsi Jambi Terdapat Gunung Sumbing Memiliki Tinggi 2.507 meter
Provinsi Jambi Terdapat Gunung Masurai Memiliki Tinggi 2.935 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Bukittunggul Memiliki Tinggi 2.203 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Burangrang Memiliki Tinggi 2.064 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Cikurai Memiliki Tinggi 2.821 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Cireme Memiliki Tinggi 3.078 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Galunggung Memiliki Tinggi 2.168 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Gede Memiliki Tinggi 2.958 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Guntur Memiliki Tinggi 2.249 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Kancana Memiliki Tinggi 2.182 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Malabar Memiliki Tinggi 2.321 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Masigit Memiliki Tinggi 2.078 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Pangrango Memiliki Tinggi 3.019 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Papandayan Memiliki Tinggi 2.665 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Patuha Memiliki Tinggi 2.434 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Salak Memiliki Tinggi 2.211 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Tangkuban Perahu Memiliki Tinggi 2.084 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Telaga Bodas Memiliki Tinggi 2.201 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Tilu Memiliki Tinggi 2.040 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Wayang Memiliki Tinggi 2.181 meter
Provinsi Jawa Barat Terdapat Gunung Windu Memiliki Tinggi 2.054 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Bismo Memiliki Tinggi 2.365 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Merapi Memiliki Tinggi 2.914 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Merbabu Memiliki Tinggi 3.142 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Muria Memiliki Tinggi 1.602 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Perahu Memiliki Tinggi 2.565 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Rogojembangan Memiliki Tinggi 2.177 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Slamet Memiliki Tinggi 3.418 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Sumbing Memiliki Tinggi 3.371 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Sundoro Memiliki Tinggi 2.151 meter
Provinsi Jawa Tengah Terdapat Gunung Ungaran Memiliki Tinggi 2.050 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Anjasmoro Memiliki Tinggi 2.282 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Argomayang Memiliki Tinggi 2.198 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Argopuro Memiliki Tinggi 3.088 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Arjuna Memiliki Tinggi 3.339 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Bromo Memiliki Tinggi 2.392 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Butak Memiliki Tinggi 2.868 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Cemarakuning Memiliki Tinggi 2.248 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Jambangan Memiliki Tinggi 2.482 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Kawi Memiliki Tinggi 2.651 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Kelud Memiliki Tinggi 1.731 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Lawu Memiliki Tinggi 3.265 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Liman Memiliki Tinggi 2.512 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Mahameru Memiliki Tinggi 3.676 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Merapi Memiliki Tinggi 2.800 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Raung Memiliki Tinggi 3.332 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Semeru Memiliki Tinggi 3.676 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Suket Memiliki Tinggi 2.950 meter
Provinsi Jawa Timur Terdapat Gunung Welirang Memiliki Tinggi 3.166 meter
Provinsi Jawa TImur Terdapat Gunung Wilis Memiliki Tinggi 2.169 meter
Provinsi Kalimantan Barat Terdapat Gunung Bukitraya Memiliki Tinggi 2.278 meter
Provinsi Kalimantan Timur Terdapat Gunung Harun Memiliki Tinggi 2.160 meter
Provinsi Kalimantan Timur Terdapat Gunung Liangpran Memiliki Tinggi 2.240 meter
Provinsi Lampung Terdapat Gunung Krakatau Memiliki Tinggi 913 meter
Provinsi Lampung Terdapat Gunung Tanggamas Memiliki Tinggi 2.102 meter
Provinsi Lombok Terdapat Gunung Rinjani Memiliki Tinggi 3.726 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Binaiya Memiliki Tinggi 3.019 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Gamalama Memiliki Tinggi 2.700 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Kapaladmada Memiliki Tinggi 2.429 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Laworkawra Memiliki Tinggi 4.481 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Legatala Memiliki Tinggi 4.241 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Nieuwerkerk Memiliki Tinggi 4.185 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Serawema Memiliki Tinggi 4.355 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Sibela Memiliki Tinggi 2.111 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Wetar Memiliki Tinggi 5.282 meter
Provinsi Maluku Terdapat Gunung Wurlali Memiliki Tinggi 4.668 meter
Provinsi NTB Terdapat Gunung Ebulolobo Memiliki Tinggi 2.123 meter
Provinsi NTB Terdapat Gunung Kalimutu Memiliki Tinggi 1.640 meter
Provinsi NTB Terdapat Gunung Kondo Memiliki Tinggi 2.947 meter
Provinsi NTB Terdapat Gunung Nangi Memiliki Tinggi 2.330 meter
Provinsi NTB Terdapat Gunung Tambora Memiliki Tinggi 2.851 meter
Provinsi NTT Terdapat Gunung Batutara Memiliki Tinggi 3.750 meter
Provinsi NTT Terdapat Gunung Keknemo Memiliki Tinggi 2.070 meter
Provinsi NTT Terdapat Gunung Ranakah Memiliki Tinggi 2.400 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Arfak Memiliki Tinggi 2.940 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Derabaro Memiliki Tinggi 4.150 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Dwikora Memiliki Tinggi 4.750 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Jaya/Ngapulu Memiliki Tinggi 5.030 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Kwoko Memiliki Tinggi 3.000 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Mandala Memiliki Tinggi 4.700 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Redoura Memiliki Tinggi 3.083 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Togwomeri Memiliki Tinggi 2.680 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Trikora Memiliki Tinggi 4.750 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Yamin Memiliki Tinggi 4.595 meter
Provinsi Papua Terdapat Gunung Yaramamafaka Memiliki Tinggi 3.370 meter
Provinsi Pulau Flores Terdapat Gunung Inerie Memiliki Tinggi 2.245 meter
Provinsi Pulau Sangir Terdapat Gunung Api Memiliki Tinggi 5.000 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Anuan Memiliki Tinggi 3.673 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Balease Memiliki Tinggi 3.016 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Gandadinata Memiliki Tinggi 3.074 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Kabinturu Memiliki Tinggi 2.655 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Kambuno Memiliki Tinggi 2.950 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Lampobatang Memiliki Tinggi 2.871 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Paroreang Memiliki Tinggi 2.616 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Rantemado Memiliki Tinggi 3.445 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Sinajai Memiliki Tinggi 2.669 meter
Provinsi Sulawesi Selatan Terdapat Gunung Tolondokalaud Memiliki Tinggi 2.884 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Butumpu Memiliki Tinggi 2.400 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Daku Memiliki Tinggi 2.304 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Dali Memiliki Tinggi 2.253 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Dampal Memiliki Tinggi 2.304 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Gawalisi Memiliki Tinggi 2.023 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Gentilomatinan Memiliki Tinggi 2.207 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Kulawi Memiliki Tinggi 3.311 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Lambuno Memiliki Tinggi 2.443 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Lompopana Memiliki Tinggi 2.480 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Lumut Memiliki Tinggi 2.234 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Mad Memiliki Tinggi 2.552 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Malino Memiliki Tinggi 2.443 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Maruwali Memiliki Tinggi 2.280 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Nokilalaki Memiliki Tinggi 2.355 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Ogoamas Memiliki Tinggi 2.565 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Pekawa Memiliki Tinggi 2.314 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Rerekautimdu Memiliki Tinggi 2.508 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Salai Memiliki Tinggi 2.040 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Sidole Memiliki Tinggi 2.099 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Sonjo Memiliki Tinggi 3.225 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Tambusisi Memiliki Tinggi 2.422 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Tanamatua Memiliki Tinggi 2.543 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Tinombala Memiliki Tinggi 2.183 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Towengkeli Memiliki Tinggi 2.229 meter
Provinsi Sulawesi Tengah Terdapat Gunung Tumpu Memiliki Tinggi 2.400 meter
Provinsi Sulawesi Tenggara Terdapat Gunung Mengkoka Memiliki Tinggi 2.790 meter
Provinsi Sulawesi Tenggara Terdapat Gunung Watuwila Memiliki Tinggi 2.000 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Awu Memiliki Tinggi 3.330 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Boliohutu Memiliki Tinggi 2.065 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Colo Memiliki Tinggi 2.509 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Karangetung Memiliki Tinggi 2.700 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Klabat Memiliki Tinggi 2.022 meter
Provinsi Sulawesi Utara Terdapat Gunung Tentolomatinan Memiliki Tinggi 2.207 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Gedang Memiliki Tinggi 2.050 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Kerinci Memiliki Tinggi 3.800 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Maitang Memiliki Tinggi 2.262 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Marapai Memiliki Tinggi 2.891 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Ophir Memiliki Tinggi 2.191 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Pantai Cermin Memiliki Tinggi 2.690 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Pasaman Memiliki Tinggi 2.900 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Singgalang Memiliki Tinggi 2.877 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Talakmau Memiliki Tinggi 2.912 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Talang Memiliki Tinggi 2.597 meter
Provinsi Sumatra Barat Terdapat Gunung Tandiket Memiliki Tinggi 2.438 meter
Provinsi Sumatra Selatan Terdapat Gunung Besagi Memiliki Tinggi 2.232 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Sibayak Memiliki Tinggi 2.094 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Sibuatan Memiliki Tinggi 2.457 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Sihabuhabu Memiliki Tinggi 2.300 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Sinabung Memiliki Tinggi 2.412 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Sipoimcim Memiliki Tinggi 2.199 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Tampunanjing Memiliki Tinggi 2.008 meter
Provinsi Sumatra Utara Terdapat Gunung Kalau Memiliki Tinggi 2.171 meter

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/03/13/daftar-gunung/

Daftar Istilah Orienteering

Daftar Istilah Orienteering

Aiming Off - tindakan dengan sengaja menuju satu sisi dari titik kontrol atau tempat sehingga anda sudah tahu jalan singkat atau berputar untuk mencapai kontrol sebelum anda melihat titik kontrol tsb.

attack Point - sebuah tampilan alam dekat dengan titik kontrol yang dapat di temukan tempatnya dengan navigasi yang cermat dengan menggunakan peta dan kompas.

Sudut Kompas – arah perjalanan yang diketahui melalui kompas.

Catching Feature (juga dinamakan Collecting Feature atau Backstop)- sebuah tampilan di peta dan di alam yang terletak di luar titik kontrol atau atau setelah melewati titik kontrol yang mengindikasikan bahwa target telah terlewati.

Cek Poin – sebuah tampilan di peta atau tanah yang dapat digunakan bahwa anda masih berada pada rute pilihan anda.

Kontur – garis di peta topografi yang menghubungkan tempat-tempat yang berketinggian sama dari permukaan laut.

Kontrol/ Kontrol Marker/ Marker- sebuah marker berbentuk segi empat (biasanya berwarna oranye atau merah dan putih) digunakan untuk menandai suatu titik di sebuah jalur orienteering, biaasanya dengan stempel atau pelobang yang terpasang untuk menandai kartu kontrolsebagai bukti kedatangan peserta.

Kartu Kontrol- sebuah kartu yang dibawa oleh setiap peserta, dimana akan distempel atau ditandai pada tiap titik kontrol untuk membuktikan kedatangan peserta.

Lingkaran Kontrol – sebuah lingkaran yang digambar mengelilingi titik kontrol di peta untuk mengindikasikan lokasi dari sebuah titik kontrol. Titik kontrol harus benar-benar berada ditengah-tengah lingkaran.

Kode Kontrol - huruf atau angka pada tanda kontrol yang memungkinkan peserta untuk mengecek ulang bahwa titik tersebut adalah benar.

Deskripsi Kontrol – daftar yang diberikan kepada tiap peserta yang sangat jelas menerangkan tiap titik kontrol. dan juga diberikan kode kontrol.

Bentuk Kontrol – suatu tampilan alam atau buatan manusia dimana kontrol tersebut digantungkan.

Tanda Kontrol – see control.

Nomor Kontrol – angka yang digambarkan disamping tiap lingkaran kontrol di peta. Pada jalur lintas alam, nomor kontroltersebut adalah titik yang wajib didatangi. bagian atas dari angka harus mengarah keatas.

Pelobang Kontrol – pelobang dari plastik kecil dengan desain berbeda dari pin. Digunakan untuk membuktikan tiap titik kontrol telah didatangi.

Jalur – sebuah rangkaian dari kontrol yang terdapat di peta yang akan didatangi oleh peserta orienteering.

Jalur Lintas Alam – jalur klasik yang digunakan untuk hampir sebagian besar kompetisi. Titik kontrol wajib didatangi oleh tiap peserta.

Dog-Leg – penempatan posisi dari sebuah kontrol yang favors approaching dan meninggalkan sebuah kontrol dari rute yang sama, untuk mendahului pesaing yang lain mencapai titik kontrol. Desain jalur yang menghasilkan dog-leg sebaiknya jangan digunakan.

Orienteering Murni – penggunaan navigasi yang sangat teliti di wilayah yang detil biasanya tergantung penggunaan kompas, kompas dan penghitung langkah, dan biasanya menggunakan jalur pendek.

Simbol Finish – sama juga dengan lokasi titik start:

Jika lokasinya terpisah dengan titik start:

Melipat Peta – orienteer melipat peta mereka untuk membantu konsentrasi, hanya terpusat pada daerah yang mereka hadapi, dan untuk mempermudah menentukan posisi mereka.

Handrail – Sebuah garis lurus yang mendekati paralel rute anda dan berfungsi sebagai acuan untuk titik berikutnya.

Knoll- sebuah bukit kecil.

Leg – sebuah bagian dari jalur diantara dua titik kontrol.

Legenda Peta – sebuah daftar dari simbol yang terdapat pada peta.

Tampilan Garis - sebuah tampilan yang mengarah pada satu tempat atau arah untuk jarak yang sama misalnya: jalan setapak,selokan, dindning batu, dan aliran air. digunakan sama seperti handrail.

garis Lomba – lomba dimana peta ditandai dengan sebuah garis yang mengindikasikan rute yang sebenarnya yang harus dilalui. Peserta menandai lokasi yang tepat dari tiap kontrol yang mereka temukan sepanjang jalur.

Orientasi Peta - membandingkan kondisi di peta dengan keadaan yang sebenarnya di alam. Ini adalah ketrampilan mendasar di orienteering, dan berpengaruh terhadap keberhasilan navigasi. Peta dapat diorientasikan hanya dengan membandingkan keadaan peta dengan wilayah atau dengan menggunakan kompas untuk menentukan arah utara.

Peta Induk/Master Map – sebuah peta yang dipasang dekat titik start yang mana peserta dapat mengkopi jalur mereka kedalam peta kosong yang mereka buat. banyak orienteer yang berpengalaman akan mengkopi jalur kedalam peta mereka ketika lomba sudah berjalan. Walaupun mereka diperbolehkan melakukannya sebelum waktu start di mulai. Di lomba yang lebih besar, jalur sudah dicetak di dalam peta yang akan peserta gunakan.

Penghitung Langkah - sebuah sistem dengan menghitung dua langkah (setiap kali kaki kiri atau kanan menapak tanah) untuk mengukur jarak yang telah dilalui. Seorang orienteer akan mengukur jarak antara dua titik dengan menggunakan skala pada kompas dan lalu menghitung langkah mereka sampai jarak sudah tersebut sudah tercapai. Penghitung langkah membantu seorang orienteer untuk mengetahui ketika mereka mungkin berjalan terlalu jauh atau kehilangan titik kontrol yang mereka cari.

Tampilan Titik – sebuah tampilan di alam yang hanya mencakup wilayah yang kecil. Contoh di peta adalah boulders, pits dan mounds, stumps, dan root mounds. Mereka tidak dapat sebagai tempat kontrol untuk sebuah jalur tanpa mereka berada di handrail.

Sudut Kompas yg Cermat - beberapa kompas dapat digunakan untuk mengambil sudut kompas yang teliti (searah jarum jam dari utara) yang mana dapat dijadikan patokan di alam terbuka

Pelobang - tindakan untuk menandai kartu kontrol dengan melobangi katru kontrol yang mereka bawa.

Reentrant- sebuah lembah kecil yang menurun kearah kaki bukit. Sebuah sungai memotong kaki bukit yang menciptakan sebuah tipe bentuk reentrant. pada sebuah peta, garis kontur didiskripsikan sebuah titik reentrant dipuncak bukit.

Sudut Keselamatan/savety bearing - sebuah sudut kompas yang, jika diikuti, akan membuat orienteer yang tersesat kejalan atau tempat utama lain. Ini mungkin dapat ditambahkan ke dalam daftar deskripsi kontrol sebagai jalur keselamatan.

Peluit Keamanan - sebuah peluit yang dapat digunakan jika peserta terluka atau tersesat. International Distress Signal adalah enam (6) tiupan pendek diulang selama interval satu (1) menit.

Skor/Nilai - peserta mendatangi beberapa titik kontrol semampu mereka dalam waktu yang telah ditentukan, misalnya 30 menit. Jika jaraknya bertambah atau titik kontrolnya sulit dicapai maka nilainya akan lebih tinggi dibanding dengan yang lebih dekat atu lebih mudah di jangkau. Nilai akan dipotong untuk tiap kelipatan waktu ketika orienteer telah melebihi batas waktu yang disediakan, misalnya 5 angka setiap peserta terlambat satu menit.

Spur - sebuah lembah kecil.

Start Event - sebuah lonba di mana peserta harus kembali ke start diantara tiap titik. Ini dapat digunakan untuk relay events atau untuk keselamatan dan komunikasi dengan panitia tetap terjaga.

Simbol Start -a segi tiga yang digunakan untuk menunjukkan tempat start di peta. Ini seharusnya benar-benar berada ditengah peta sebagai tempat pemberangkatan, dan satu titik diatasnya adalah titik kontrol pertama.

Jalur Terbatas – sebuah jalur yang selalu dibatasi dengan string line (berupa tali, pagar, tulisan dll). Jalur ini biasanya digunakan untuk anak-anak untuk mengakrabkan mereka dengan hutan.

Thumbing – sebuah cara memegang peta, menggunakan ibu jari anda untuk menentukan lokasi anda sekarang. Untuk melakukan ini dengan benar, anda harus melipat peta sehingga yang tampak hanya daerah lokasi anda sekarang.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/04/26/daftar-istilah-orienteering/

Dari petualangku, aku belajar.....

Dari petualangku, aku belajar.....

Kawan, apa saja sih ilmu dan pelajaran dari semua petualangan alam bebas yg telah kita lakukan selama ini...???

Apakah sudah diterapkan dalam kehidupan kita sehari2...???

beberapa pelajaran berharga yg didapatkan selama petualangan antara lain :
- kebesaran Tuhan tidak terbantahkan
- jangan merasa "lebih"
- melatih kesabaran
- lebih teliti dalam melakukan sesuatu
- mempersiapkan sesuatu secara lebih matang
- lebih menghargai sesuatu
- belajar mengalahkan musuh terbesar; diri sendiri
- team work
- solidaritas
- d.l.l

Mudah2an semua pelajaran tersebut bisa kita terapkan secara penuh dalam kehidupan. Setiap petualangan baru pasti ada pelajaran baru yg ditemui

"ALAM BUKAN UNTUK DITAKLUKAN, TAPI UNTUK DIHORMATI DAN DIHARGAI"

sumber:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=881155

Climbing - (The Mental Games) Aspek mental dalam olahraga panjat tebing

The Mental Games

Keberhasilan berkompetisi, memerlukan keseimbangan yang baik antara keseriusan dan rasa humor (levity)
_____________________________________________________________

Aspek mental dalam olahraga panjat tebing mungkin merupakan unsur yang paling penting; hal ini mendasari aspek lainnya, membuat hal lainnya menjadi mungkin. Pada satu jalur pemanjatan, kita tahu tingkat kesulitannya, yakin dapat melakukan pemanjatan, dan tiba-tiba kita tidak bisa berbuat apa-apa. Memanjat mengandalkan kekuatan badan sementara pikiran tidak karuan adalah resep terjadinya bencana – atau minimal kegagalan.

Kunci untuk memenangkan mental games adalah fokus dan keceriaan (fun). Fokus atau konsentrasi merupakan inti dari keberhasilan berolahaga, panjat tebing menempatkan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan olahraga lain. Salah satu cara meningkatkan konsentrasi adalah melalui proses visualisasi, yaitu satu jenis latihan mental dimana kita membayangkan secara detil semua kemungkinan aktifitas pemanjatan sebelum melakukannya.

Saya melakukan banyak visualisisasi setelah periode observation (yang cuma 6 menit itu), namun tidak perlu pada setiap waktu, karena melelahkan dan kita dapat membuat pikiran menjadi overtraining (sama seperti tubuh yang bisa overtraining). Ketika saya mengamati suatu jalur pemanjatan, saya menghabiskan enam menit seluruhnya dengan konsentrasi penuh, mengolah sebanyak mungkin informasi. Saya mencoba membaca jalur pemanjatan dan mengingat detil-detilnya. Saya membayangkan melihat saya melakukan pemanjatan, gerakan demi gerakan. Kemudian setelah di ruang isolasi, daripada chatting sms atau kegiatan lainnya, saya menghabiskan beberapa menit pertama dengan memutar ulang rekaman pikiran berulang-ulang.

Saya menggambar jika dapat mengingatnya, dan menyimpannya dalam ingatan, 80% dari seluruh informasi yang telah saya serap, yaitu 80% dikurang waktu pemanjatan yang harus saya lakukan membebani tangan-tangan saya dalam mencari gerakan-gerakan.

Cara lain meningkatkan konsentrasi adalah selalu berpikiran positif. Dimulai sejak sebelum berhadapan dengan dinding pemanjatan. Ketika membersihkan sol sepatu panjat ‘Saya telah membersihkan sol sepatu saya dengan baik’. Dan jika tiba-tiba sol sepatu kita rusak setelah digunakan di dinding pemanasan, cari cara agar dapat diambil positifnya ‘Wah, saya mungkin terlalu kuat saat ini’.

Jika timbul hal-hal negatif lainnya, hadapi dan lawan. Buat daftar hal-hal yang membuat mental kita dapat terganggung. Hal ini akan membuat kita dapat menghadapi ketakutan dan keluar dari teror mental. Misalnya:
1. Saya takut jatuh
2. Dia lebih kuat dari saya.
3. Saya sedang tidak dalam kondisi terbaik hari ini.

Sekarang kita lihat konsekuensi dari setiap masalah diatas.
1. Jika saya terjatuh – hal yang sangat tidak diinginkan – jatuhnya akan aman. Lalu apa yang akan terjadi? Saya akan menjadi sedih, tapi jika tidak jatuh konsekuensinya saya senang. Sehingga ketakutan terjatuh menjadi tidak relevan.
2. Okay, mungkin dia lebih kuat dari saya, tapi siapa yang benar-benar tahu? Dia tidak akan mempengaruhi performance saya. Saya ke sini untuk menikmati jalur pemanjatan yang dibuat oleh pembuat jalur. Saya telah mempersiapkan untuk memanjat dengan baik, dan menemukan harmony dari jalur pemanjatan.
3. Mengatakan pada diri sendiri bahwa saya merasa tidak dalam bentuk terbaik tidak akan membantu saya melakukan pemanjatan lebih baik; tapi sebaliknya jika secara buta mengatakan sebaliknya (hal tidak sebenranya) akan membohongi diri sendiri. Saya harus fokus konsentrasi saya bahkan lebih untuk meyakinkan bahwa saya memanjat hingga batas akhir kekuatan yang saya miliki. Hari ini adalah sangat penting bahwa saya melakukan gerakan menggunakan sesedikit mungkin energy. Saya ingin rest (istirahat) secara efisien tapi tidak lambat sehingga menyebabkan tangan gendut yang tidak perlu.

Konsentrasi yang baik tidak harus menghilangkan keceriaan. Makin berhasil kita membuat competiti seperti melakukan pemanjatan di tebing favorit kita, makan baik. Makin muram kita, hasilnya sangat tidak baik. Cobalah untuk membuat rileks bagian tubuh yang tidak digunakan.
Keberhasilan berkompetisi, memerlukan keseimbangan yang baik antara keseriusan dan rasa humor (levity) Untuk berhasil kita harus serius, namun tidak berarti kita tidak dapat menikmati diri sendiri (enjoy yourself). Jika kita sangat fokus degan kompetisi, kita dapat mengelola keduanya secara bersamaan.

Panjat tebing adalah belajar untuk menghadapi kegagalan. Malcolm Forbes suatu kali berkata bahwa ‘kegagalan adalah keberhasilan jika belajar dari kegagalan itu,’ dan hal itu benar-benar terjadi dalam panjat tebing. Kita harus dapat mengendalikan diri setelah jatuh dan lakukan pemanjatan lagi dan lagi. Jika kita tidak mau jatuh atau tidak berminat mengambil risiko, kita pasti tidak akan meningkat. Semua orang dapat nyaman ketika semua berjalan dengan baik; perbedan antara orang hebat dan orang biasa sering kali bagaimana mereka merespon ketika jatuh. Kita mungkin cedera cukup lama setelah tertarik-otot, tapi peningkatan melalui kesalahan seperti ini dapat membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/05/08/the-mental-games/

Tips Panjat tebing

Tips Panjat tebing

Mendengar kata Rock Climbing (panjat tebing), kita seperti dikenalkan pada suatu jenis olahraga baru. Benarkah kita belum mengenalnya? Barangkali kita masih ingat masa kecil dulu, alangkah gembiranya kita bermain, memanjat tembok, pohon-pohon, atau batu-batu besar, di mana kita tidak memikirkan resiko jatuh dan terluka, yang ada adalah rasa gembira. Sebenarnya kegiatan Rock Climbing tidak jauh dari itu, cuma kali ini kita sudah memilih medan tertentu dengan memikirkan resikonya.

Pada dasarnya Rock Climbing adalah bagian dari Mountaineering (kegiatan mendaki gunung, suatu perjalanan petualangan ke tempat-tempat yang tinggi), hanya di sini kita menghadapi medan yang khusus. Dengan membedakan daerah atau medan yang dilalui, Mountaineering dapat dibagi menjadi : Hill Walking, Rock Climbing dan Ice/Snow Climbing. Hill Walking merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan perbukitan dengan berbekal pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan kaki menjadi faktor utama suksesnya suatu perjalanan. Untuk Rock Climbing, medan yang dihadapi berupa perbukitan atau tebing di mana sudah diperlukan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau untuk menambah ketinggian. Ice/Snow Climbing hampir sama seperti halnya dengan Rock Climbing, namun medan yang dihadapi adalah perbukitan atau tebing es/salju .

Kadang-kadang akan timbul pertanyaan pada kita, seperti ini : Kenapa sih naik gunung? George L. Mallory (pendaki Inggris) menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan, Because it’s there.. Lalu pertanyaan lain, Apa yang kau dapatkan di sana ? Seorang pendaki akbar, Reinhold Messner berkata : The mountains tell you, quite ruthlessly, who you are, and what you are. Mountaineering is a game where you can’t cheat ..., more than that, what’s important is your determination cool nerves, and knowing how to make the right choice.

Olahraga seperti ini adalah nikmat, dan barangkali sedikit egois. Segala kenikmatan pada saat kita menyelesaikan sebuah medan sulit adalah milik kita sendiri, tidak ada sorak sorai, apalagi kalungan medali. Sebaliknya, adanya kecelakaan dalam suatu pendakian adalah karena kelalaian kita sendiri, kurang hati-hati dan kurang memperhitungkan kemampuan diri. Banyak pendaki yang melakukan turun tebing (rappeling / abseiling) dengan melompat dan sangat cepat, ini sangat berbahaya. Untuk kita, sebaiknya menganggap kegiatan panjat tebing sebagai hobi, seperti hobi-hobi lainnya. Sebagai gambaran bisa kita simak perkataan Walter Bonatti, seorang pendaki kawakan dari Italia, saat melakukakn pendakian solo pada dinding yang mengerikan di Swiss. Ketika ia sedang menghadapi kesulitan melewati overhang (dinding menggantung dengan kemiringan > 90 derajat), sebuah pesawat mengitarinya yang rupanya mencarinya. Kehadiran pesawat menekan kesendiriannya : “ Siapa yang mengatakan bahwa mereka melihatku ?, aku berfikir dan merasa bahwa pesawat tersebut adalah bagian dariku, yang kini meninggalkan dan merobek hatiku. Aku mulai sadar bahwa aku lebih suka jika terdapat kesunyian yang mutlak. Semua yang terjadi dalam waktu singkat tadi seakan-akan merupakan usaha akhir untuk menghubungkan diriku dengan kehidupan yang tidak mempunyai arti lagi bagiku. Pesawat itu berputar-putar kemudian meninggalkan diriku seperti mati.”

Akhirnya, marilah kita mencoba lebih mengenal panjat tebing yang nikmat itu. Pada tulisan ini, pembicaraan hanya terbatas pada pembahasan panjat tebing, dengan tidak mengecilkan yang lain, Hill Walking dan Ice/Snow Climbing.

II. KLASIFIKASI PANJAT TEBING

Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu :

1. Pembedaan yang pertama adalah antara Free Climbing dengan Artificial Climbing.Free Climbing adalah suatu tipe pemanjatan di mana si pemanjat menambah ketinggian dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri, tidak dengan bantuan alat. Dalam Free Climbing, alat digunakan hanya sebatas pengaman, bukan sebagai alat untuk menambah ketinggian. Bedanya dengan Artificial Climbing, di mana alat selain digunakan sebagai pengaman, juga berfungsi untuk menambah ketinggian.

2. Pembedaan yang kedua adalah antara Sport Climbing dengan Adventure Climbing.Sport Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya. Dalam Sport Climbing, pemanjatan dipandang seperti halnya olahraga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Sedangkan pada Adventure Climbing, yang ditekankan adalah lebih pada nilai petualangannya.

III. KELAS DAN GRADE DALAM PANJAT TEBING

Kelas
Seperti dalam olahraga lainnya, seseorang atlit dapat diukur kemampuannya pada suatu tingkat pertandingan. Pemain catur dengan elorating dibawah 2000 tidak akan dapat mengikuti turnamen tingkat Gand Master. Dalam panjat tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya, dengan demikian kita dapat mengukur sampai di mana kemampuan kita. Kelas yang dibuat oleh Sierra Club adalah :

Kelas 1:Cross Country Hiking
Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan tangan untuk mendaki / menambah ketinggian.

Kelas 2:Scrambling
Sedikit dengan bantuan tangan, tanpa tali.

Kelas 3:Easy Climbing
Secara scrambling dengan bantuan , dasar teknik mendaki (climbing) sangat membantu, untuk pendaki yang kurang pengalaman dapat menggunakan tali.

Kelas 4:Rope Climbing with belaying
Belay (pengaman) dipasang pada anchor (titik tambat) alamiah atau buatan,berfungsi sebagai pengaman.

Kelas 5
Kelas ini dibagi menjadi 11 tingkatan (5.1 sampai 5.14), di mana semakin tinggi angka di belakang angka 5, berarti semakin tinggi tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners dipakai sebagai pengaman.

Kelas A
Untuk menambah ketinggian, seseorang pendaki harus menggunakan alat. Dibagi menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati tanpa bantuan alat A2, tingkat kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2.

Grade
Merupakan ukuran banyaknya teknik pendakian yang diperlukan. Faktor rute yang sulit dan cuaca buruk dapat menambah bobot grade menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh, tebing kelas 5.7 yang rendah dan dekat dengan jalan raya, mungkin akan mempunyai grade I (satu).

info lebih lanjut :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5800341

Tutorial pembuatan point panjat

Tutorial pembuatan point panjat

Pembuatan Point Panjat - 1


Ide awal bikin tutorial ini sih sebenarnya muncul sewaktu jaman SMA dolo waktu sedang “tergila-gila” ama panjat tebing, dan karena waktu itu wall climbing masih barang langka dan super mewah, maka kami [temen2 manjat sewaktu sma] memanfaatkan tembok belakang rumah temen yang kebetulan cukup tinggi dan memanjang, karena kere gak punya duit, kami bermanuver membuat “point” dengan berbagai bahan, dari kayu reng, kayu kaso, dolken, pongkol pohon, besi siku, teakwood, multiplex sampai-sampai tuh tembok kami lubang2i dengan menggunakan pahat tembok ukuran kecil untuk mendapatkan ukuran “point” yang berfariasi. Dan sekarang setelah hunting informasi kesana kemari, saya mo membagi informasi ini buat siapa aja yg berminat untuk berkreasi dan sedikit repot untuk membuat sendiri climbing “point”.


Disini kita berkreasi dengan Karet Silicon dan Resin

lebih jelasnya ada di :

pembuatan-point-panjat-1 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-1/#more-395

pembuatan-point-panjat-2 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-2/

pembuatan-point-panjat-3 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-3/

pembuatan-point-panjat-4 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-4/

pembuatan-point-panjat-5 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-5/

pembuatan-point-panjat-6 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-6/

pembuatan-point-panjat-7 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-7/

pembuatan-point-panjat-8 :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/pembuatan-point-panjat-8/#more-435

pembuatan climb point :
http://catros.wordpress.com/2008/10/28/419/

pembuatan Pull Up Board
http://catros.wordpress.com/2008/11/05/447/

Tentang Umur Tali Panjat

Tentang Umur Tali Panjat

Hubungan antara umur tali dengan penggunaannya. Saat kita rapeling menggunakan figure 8 maka tali mengalami friksi dengan figure 8, dan jika kemudian tali mengalami friksi disekitar tepi tebing atau melalui karabiner ditambah dengan beban berat badan, maka secara perlahan tali akan mengalami kerusakan. Dalam artian umur tali akan lebih pendek, dalam beberapa kasus sampai diatas 10%.
Penuaan tali yang disebabkan hanya oleh penyimpanan (tua umurnya) dapat diabaikan dibandingkan dengan penuaan tali karena penggunaan. Penuaan tali karena pengaruh radiasi ultraviolet hanya mempengaruhi warnanya namun tidak berpengaruh pada kekuatannya (lebih tepatnya, tidak ada penurunan kapasitas penyerapan energi di permukaan tali) karena sejak awal 1960 semua perlon dan nilon (bahan pembuat tali) telah didesain menjadi stabil terhadap ultraviolet.

Penurunan kapasitas penyerapan energi tergantung pada panjang tali yang digunakan; Untuk tali tunggal dapat dilihat pada gambar 1, panjang tali yang digunakan = panjang jalur pemanjatan + panjang lintasan rapeling, bagian atas dari daerah yang diarsir adalah sah untuk multi-drop tali ( diameter 11 mm, 10 drop) di bagian bawah daerah yang diarsir untuk tali normal (diameter 10 mm, 5 sampai 9 drop); “drop”= Jumlah jatuh(?) menurut standar UIAA 101 / EN 892. Hal ini berarti drop sangat berat, pada fall factor 1,75 dan belay statis.

Ketika tali berada di permukaan tebing dan terlalu sering terbebani makapengaruhnya kurang lebih sama dengan menggunakan tali itu sebanyak 10 kali,dan seperti tali yang tidak pernah digunakan berarti sama dengan tali baru (sama untuk semua model tali).Jadi jika anda ingin selalu mendapatkan kesempatan untuk selamat saat tali mengalami kerusakan akibat friksi pada permukaan tebing yang tajam maka anda harus selalu menggunakan tali baru saat melakukan pemanjatan. Tetapi bahkan jutawanpun tidak mampu melakukannya.

Jumlah maksimum Kesempatan selamat mengenahi hal ini bukanlah 100%. Bahkan tali terbaik dan terbaru dapat rusak apabila terbebani diatas permukaan tebing yang tajam, bahkan di drop pertama (gambar 2). Beberapa serat tali putus dan serat sisanya akan ikut putus. Hanya butuh sedikit permukaan tebing yang tajam dan sedikit beban dari sedikit berat badan pemanjat dan say good bye.

Tetapi secara statistik, bahaya yang disebabkan oleh tali putus sangat sedikit misalnya sejak 17 tahun terakhir dari pemanjat German dan Austria hanya ada satu (!) kejadian tali putus akibat terkena’ permukaan tebing yang tajam (Hörndlwand dekat Berchtesgaden, 1993), walaupun kenyataan bahwa ada banyak kasus jatuh pada olahraga panjat tebing, setidaknya sepuluh dari seribu per tahun.

Dalam praktek sekarang tali tidak akan rusak apabila dibuat simpul maupun pada karabiner di running belay. dimana pada kasus jatuh tali terpilin pada belayer, tidak masalah metode belay yang digunakan: simpul HMS, figure 8 atau alat belay yang lain. Dan disepanjang tali bebas tidak ada kasus tali rusak.

Fakta ini juga dipegang untuk tali yang berumur 10 atau bahkan 15 tahun. Ini telah dibuktikan oleh banyak tes tali tua seperti itu (tidak sampai berumur25 tahun, salah satu tali yang di tes berumur 30 tahun, tali itu rusak pada tes standar; namun masih bertahan pada drop pertama, berarti masih bisa digunakan saat latihan kecuali terkena’ permukaan tebing yang tajam, pada kasus ini tali itu mungkin akan putus).

Ketika sheath (mantel = bagian luar tali) rusak dimana core (kern = bagian dalam tali) sudah kelihatan maka sebaiknya tali itu dibuang saja. Sekali ketika ini terjadi, sheath yang rusak akan dengan cepat bertambah rusak jika terus digunakan dan akhirnya tali akan putus. Tali dengan sheath yang rusak tidak dapat digunakan meskipun hanya dalam latihan rapeling. Selain kasus ini tidak ada bahaya yang lain yang berkaitan dengan tali putus, kecuali terbebani pada permukaan tebing yang tajam.

jika para pembaca tidak percaya pernyataan ini dan menjadi khawatir bahwa tali yang digunakan cukup kuat atau tidak maka gunakanlah terlebih dahulu untuk menurunkan beban atau rapeling.

Tetapi semua jenis asam sangat berbahaya!.
Sepanjang 17 tahun terakhir hanya satu tali yang putus diakibatkan terkena permukaan tebing yang tajam (di Hörndlwand) dan ada empat tali putus di Jerman dan Austria yang ternyata terjadi karena pengaruh asam belerang (Cairan dari batterai). sampai saat ini di beberapa negara bagian inggris kerusakan tali seperti itu juga pernah terjadi, begitu juga di Amerika Serikat dan Kanada. Pada kasus di Inggris, diketahui penyebabnya adalah
asam, dan kemudian ditemukan bahwa asam itu bersifat belerang (sulphuric).
Pada kasus diatas tak seorangpun tahu bagaimana asam belerang itu bisa kontak dengan tali, namun disalah satu kasus dapat diasumsikan itu adalah cairan dari batterai karena tali itu disimpan di van peserta kemping dari team penyelamat gunung Jerman selama beberapa tahun. Kerusakan oleh asam sangat bermasalah karena tidak mudah diketahui apabila terkena tali, dan tidak ada juga tanda-tanda yang terlihat pada tali setelah terkontaminasi.
Peraturan PPE (Personal Protective Equipment) di EU (European Union) menegaskan kepada produsen agar memberikan petunjuk waktu penggunaan tali. Petunjuk itu mungkin seperti ini “Empat tahun jika jarang digunakan, dua tahun jika sering digunakan, satu atau bahkan kurang jika sangat sering digunakan.” Tentu saja pertanyaan muncul apa yang dimaksud dengan ” jarang digunakan” dan ” sering digunakan”. Yang dimaksudkan hal tersebut adalah waktu penggunaan, sama seperti kita menghitung rumah, mengapa?.

Jika suatu tali tidak pernah terbebani ketika berada dipermukaan tebing selama 10 atau 15 tahun maka tali itu tidak akan rusak (tidak termasuk terkena permukaan tebing yang tajam dan terkena asam) Namun jika tali walaupun masih baru dan terbebani ketika berada diatas permukaan tebing yang tajam maka meskipun masih dibawah petunjuk waktu yang diberikan pabrik tali itu akan rusak (pada drop pertama). Satu kasus seperti
itu pernah terjadi, tali tentara German yang bertugas digunung rusak padahal masih baru dan untuk pertama kali digunakan, ketika itu terkena permukaan tebing yang tajam, kejadian itu di Laserzwand di Dolomit ( 1981), Dari catatan harian yang ditemukan, tali itu baru digunakan sepuluh jam dan sebelum kejadian itu tali itu belum parnah terbebani. Tentara German yang jatuh tersebut mati seketika.

Pernyataan diatas mungkin akan memunculkan keragu-raguan mengenai waktu penggunaan tali, Kesimpulannya Jika kamu ingin survive saat memanjat dan mendaki gunung berusahalah untuk tidak jatuh agar supaya tali tetap kuat walaupun terkena’ permukaan tebing yang tajam dan jangan sampai tali itu terkena’ berbagai jenis asam.

Suatu cara untuk mengurangi akibat tali rusak/putus, karena terkena’ permukaan tebing yang tajam adalah menggunakan dua tali atau tali ganda (diameter 2×8 mm atau 2x9mm), dengan menggunakan dua tali kelebihannya jika tali yang satu rusak maka masih ada satu tali lagi yang akan menyerap energi saat beban jatuh. Mulai ketika teknik dua tali ditemukan dan digunakan hingga kini belum ada kasus dua tali itu putus sekaligus.
Taken from WWW.UIAA.ch

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/05/08/tentang-umur-tali-panjat/

Tebing Alam di Indonesia

Tebing Alam di Indonesia

unung Padang
Gunung ini terletak tidak jauh dari kota Padang yang termasuk dalam kawasan Taman Siti Nurbaya. Tebing yang terbentuk dari batuan basal ini berdiri dengan ketinggian sekitar 30 meter. Tingkat kesulitan yang bervariasi, tonjolan di dindingnya sangat minim dan kecil-kecil untuk pegangan maupun dipasangi pengaman. Jalur yang telah dipanjat tak kurang dari 4 jalur yaitu:

    * Jalur H&R (5.9) dipanjat tahun 1991 oleh Harera dan Edu
    * Jalur Camp (5.11 c/d) dipanjat tahun 1990 oleh Rizal N
    * Jalur Fasting (5.12) dipanjat tahun 1992 oleh Valdi
    * Jalur Trek Eureka (5.11 c/d) dipanjat oleh Radit

Serelo
Gunung ini juga dikenal dengan sebutan Bukit Telunjuk yang terletak di Desa Sukacita, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tebing Serelo ini terlihat jelas dari jalur Lintas Sumatera. Jenis batuan tebing ini adalah batuan andesit. Tebing ini mempunyai ketinggian puncaknya 600 meter dpl dengan sudut kemiringan antara 70-90 derajat.

Ciampea
Tebing ini sangat populer bagi pemanjat Jabotabek. Tebing yang terletak 15 km ke arah selatan kota Bogor ini sangat mudah dijangkau kendaraan umum dengan ketinggian tebing sekitar 30-45 meter. Pada dinding yang tidak begitu lebar itu terdapat lima jalur panjat dengan tingkat kesulitan bervariasi, yaitu:

    * Jalur Putih
    * Jalur Kambing
    * Jalur Intifada
    * Jalur Bycycle
    * Jalur Toke

Kemiringan dindingnya dari slab sampai vertikal. Tebing ini sangat cocok untuk pemula berlatih karena mempunyai jalur yang beragam tingkat kesulitannya.

Kelapa Nunggal
Tebing ini juga mempunyai kepopuleran yang sama dengan Tebing Ciampea bagi pemanjat Jabotabek. Tebing ini mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi. Lokasinya terletak di antara kota Bogor dan Jakarta, yaitu di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor tidak jauh dari pabrik semen Cibinong. Ketinggian tebing sekitar 1 pitch (45 m). Hampir semua jalur sudah dipanjat. Pada awal jalur merupakan overhang yang minim pegangan. Dengan kondisi seperti itu, tebing Kelapa Nunggal ini termasuk kategori sulit dan tidak dianjurkan untuk pemula. Selain itu di sini juga terdapat tempat untuk bouldering yang cukup menantang.

Citatah
Tebing ini juga merupakan tonggak awal sejarah panjat tebing Indonesia. Tebing kebanggaan para pemanjat Bandung ini berada di Desa Cipatat Padalarang, Bandung. Tebing ini tidak jauh dari lokasi penambangan marmer dan batu kapur. Batuan tebing ini berjenis karst dan mempunyai tingkat kesulitan yang bervariasi. Sedangkan tebing yang paling sering dipilih oleh pemanjat adalah tebing 125 dan tebing 48, karena mudah dijangkau dan terdapat banyak jalur panjatnya.

Parang
Tebing Parang terletak di Kampung Cihuni, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat di sisi selatan waduk Jatiluhur. Tebing ini merupakan sebuah gunung batu yang mempunyai tiga puncak yang dikenal dengan sebutan tower yang membentang sepanjang 1,5 km ke arah utara-selatan, yaitu:

    * Tower I mempunyai ketinggian 950 meter dpl
    * Tower II mempunyai ketinggian 900 meter dpl
    * Tower III mempunyai ketinggian 875 meter dpl

Jenis batuannya adalah andesit. Lintasan jalur panjat tebing ini rata-rata slab dan beberapa jalurnya adalah dinding vertikal. Tingkat kesulitan secara umum dinding ini adalah VI, 5.9, A1. Dinding ini pertama kali dipanjat oleh kelompok Skygers pada tahun 1980.

Parang Tritis
Tebing-tebing kapur di kawasan ini cukup menantang. Pada umumnya tebing yang dipanjat adalah tebing-tebing yang terletak di kawasan Parangendog, di sebelah timur pantai Parangtritis. Dari kejauhan tebing-tebing ini terlihat berwarna putih berjajar. Ketinggian tebing berkisar antara 25 sampai 50 meter dengan tingkat kesulitan yang bervariasi dari mudah sampai sulit.

Tebing Gunung Bongkok
Tebing ini terletak di desa Sukamulya, Purwakarta, Jawa Barat. Tebing terbentuk oleh batuan andesit. Tinggi tebing sekitar 40 meter dengan lebar dinding 27 meter dan 25 meter. Jalur yang sudah dipanjat tercatat tiga jalur, yaitu:

    * Jalur Psyco Matters I dan II atas nama Djati Pranoto, Ujan, Mamay, Ipul, Asep, dan Galih
    * Jalur Alex dan Michael.

Sepikul, Watu Limo
Di tengah hutan jati yang terletak di Desa Watu Agung, Kecamatan Watu Limo, Trenggalek, Jawa timur berdirilah gunung batu yang diberi nama Sepikul. Tebing gunung batu ini terdiri dari dua buah tower, yaitu:

    * Tower I tingginya sekitar 250 m
    * Tower II tingginya 200 m

Jenis batuannya adalah andesit. Tebing ini merupakan salah satu tebing favorit pemanjat tebing di daerah Jawa Timur. Beberapa ekspedisi telah dilakukan di tower I maupun tower II.

Tebing Zebra
Tebing Zebra terletak di Lembah Panceng, Ujung Pangkah yang masuk ke dalam wilayah Gresik, Jawa Timur. Dinamai Tebing Zebra karena dinding tebing ini bermotif seperti Zebra yang mempunyai belang warna hitam dan putih. Tebing ini merupakan tebing kapur terjal yang mempunyai ketinggian sekitar 30 meter. Tingkat kesulitan bervariasi, beberapa jalur yang sudah dibuat mempunyai tingkat kesulitan sampai 5.12 c. Pada tebing ini sekurang-kurangnya telah dibuat sekitar 10 jalur.

Uluwatu
Uluwatu memang beda, tebing karang yang terletak di pinggir laut selatan di sisi selatan Pulau, Bali itu sungguh menantang. Tebing yang tingginya berkisar antara 75-100 m itu mempunyai banyak jalur untuk dipanjat. Sebagian jalur harus dituruni telebih dahulu baru dipanjat karena tidak ada pantainya, sebagian lain dapat langsung dipanjat dari karena terdapat pantai meskipun sempit. Tingkat kesulitan bervariasi dari mudah sampai sulit. Relief dinding cenderung tajam-tajam. Selain itu tebing ini lokasinya dekat dengan laut.

Bukit Kelam
Bukit yang membujur dari arah barat ke timur ini berjarak sekitar 16 km dari Kota Sintang, Kalimantan Barat. Ketinggian puncak bukit ini sekitar 931 m dpl, sementara itu tinggi tebing yang dipanjat sekitar 400 meter. Bukit andesit ini diperkirakan merupakan batuan andesit masif yang terbesar di Indonesia. Bagi sebagian penduduk Bukit Kelam termasuk gunung yang dikeramatkan. Di kaki tebing cukup lebat dan lembab karena sinar matahari kurang menyinari kaki tebing ini.

Bukit Tangkiling
Bukit ini terletak di Kabupaten Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tinggi tebing sekitar 70 meter. Bukit ini termasuk tebing yang jarang dipanjat, jalur yang sudah dibuat baru tercatat dua jalur yaitu jalur Ramadhan dan jalur Ramona pembuat jalur Mamay S. Salim pada tahun 1993.

Bambapuang
Tebing limestone ini tingginya sekitar 350 meter dan terletak di desa Kotu, Enrekang, Sulawesi Selatan. Tebing ini merupakan salah satu tebing favorit para pemanjat, selain cukup tinggi, jalurnya pun cukup menantang untuk di panjat. Jalur yang tersedia sangat bervariasi dari mudah sampai sulit. Untuk menyelesaikan satu jalur sebagian besar harus ditempuh dalam beberapa hari. Oleh karena itu tebing ini termasuk jalur bigwall yang memerlukan persiapan khusus untuk memanjatnya.

Bulu Sumpang Sirolo
Tebing ini merupakan salah satu tebing diantara puluhan bahkan ratusan tebing yang terdapat di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan. Terletak di desa Siloro yang termasuk ke dalam area PT Semen Tonasa II. Jenis batuan tebing ini adalah tebing karst yang tingginya sekitar 100 meter dan lebar dindingnya sekitar 60 meter. Teknik panjat di tebing ini dapat dilakukan secara artifisial maupun panjat bebas. Pengaman dan pegangan cukup banyak.

Tebing Sarera
Tebing yang tingginya sekitar 125 meter terletak di Desa Bua, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Dinding tebing ini di beberapa bagian rapuh sehingga para pemanjat harus hati-hati saat memanjatnya.

Carstensz Pyramide
Pegunungan Jayawijaya dengan puncak tertingginya Carstensz Pyramide (4.484) boleh dibilang gunung paling bergengsi bagi para pemanjat Indonesia, bahkan dunia. Dinding terjal dari batuan andesit setinggi 200 meter di sisi selatan Lembah Kuning ini merupakan salah satu dari 7 Puncak Tertinggi di 7 Benua. Tak semua orang bisa dengan mudah mencapai lokasi yang terletak di tengah pegunungan paling tinggi di Irian Jaya. Dibutuhkan perjuangan yang cukup keras untuk bisa menembus halangan yang menghadang. Kalau dana sudah tak menjadi persoalan, maka kendala pertama yang menghadang adalah masalah perizinan. Jika masalah perizinan beres, bisa dikata pendakian atau ekspedisi sudah berlangsung 50% (?). Kondisi alam yang cukup ekstrem masalah lain yang harus dihadapi, sehingga persiapan fisik pemanjat juga harus menjadi perhatian utama dan tentu saja harus didukung perlengkapan yang memadai pula.

Setidaknya terdapat dua rute yang biasa ditempuh para pendaki untuk menuju base camp Lembah Danau-Danau yang terletak di salah satu gunung es tropis ini, yaitu melalui utara dari Ilaga dan sisi selatan melalui daerah pertambangan Freeport, Tembagapura. Melalui Ilaga dibutuhkan waktu sekitar 7 hari perjalanan trekking untuk menuju Lembah Danau-Danau (base camp I), sedang dari Kota Tembagapura hanya membutuhkan 5-7 jam perjalanan.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/04/25/tebing-alam-di-indonesia/
Selain dinding utara Carstensz, dinding utara Puncak Jaya merupakan salah satu tebing yang sangat menantang untuk dipanjat.

Sekilas Panjat Dinding di Indonesia

Sekilas Panjat Dinding di Indonesia


Alat wajib yang harus dipakai.

Kemunculan olahraga panjat dinding tak bisa dilepaskan dari perkembangan panjat tebing di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu cabang mendaki gunung. Di Indonesia, perkembangan panjat tebing mulai disebarluaskan dari Gladian Pecinta Alam pada 1975 di Gunung Citatah, Padalarang, Jawa Barat. Pada salah satu mata acara pertemuan, para pecinta alam ini mengajarkan teknik panjat dan turun tebing.
Tahun 1976, Harry Suliztiarto mahasiswa Seni Rupa ITB, tak sanggup lagi menahan obsesinya. Dengan tali nilon dia mulai latihan panjat-memanjat di Citatah, dan di-belay oleh pembantu rumahnya. Tahun berikutnya, bersama Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat, rekan-rekan mahasiswa ITB, Harry mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group di Bandung
Pada dekade 80-an, Skygers membuka kursus panjat tebing (yang dijuluki padepokan), yang menyedot banyak murid berasal dari berbagai provinsi dan berhasil menyebarluaskan olahraga panjat tebing di Indonesia.
Dunia petualangan Indonesia makin marak ketika empat atlet panjat tebing papan atas dari Prancis datang ke Jakarta. Atas undangan Kantor Menpora dan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia, mereka menularkan ilmu pemanjatan pada dinding buatan kepada para pemanjat lokal pada 1988. Di waktu yang sama, lahir Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia. Ketuanya, Harry Suliztiarto – pemanjat legendaris yang sempat merayapi atap Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sejak persentuhan itu panjat dinding terus berkembang. Tiap tahun popularitasnya menunjukkan grafik yang menaik. Dari Pulau Jawa, kegiatan ini menyebar ke luar. Pada 1991, digelar kejuaraan nasional panjat dinding yang pertama di Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya ada kejuaraan dan diikuti pemanjat se-Indonesia, namun julukannya belum lagi kejuaraan nasional, dan diselenggarakan di Jawa dan Bali saja.
Dibanding panjat tebing alam, memanjati dinding buatan menawarkan beberapa kemudahan. Satu contoh dari segi pencapaian lokasi, dinding panjat buatan jauh lebih gampang. Dinding panjat dibangun pada wilayah keramaian, seperti kampus, mal atau pusat olahraga.
Kondisi ini sangat berbeda dengan pemanjatan di tebing alam. Seorang pemanjat harus berlelah-lelah mencapai kaki tebing sebelum melakukan pemanjatan. Tak jarang, kemah induk pemanjatan harus dicapai setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari.
Ini sebabnya dinding panjat buatan sekarang tumbuh subur di berbagai kampus dan sekolah menengah di kota-kota besar. Seakan suatu fasilitas pendidikan tidak lengkap jika tanpa dinding panjat. Di Jakarta hampir semua kampus besar seperti Universitas Borobudur, Universitas Tarumanegara, Universitas Mercu Buana, dan sebagainya memiliki dinding panjat. Sekolah menengah pun demikian.
Walau lebih mudah dicapai, bukan berarti panjat dinding tak butuh kesiapan mental dan fisik si pelakunya. Tanpa mental yang baik, seseorang takkan sanggup menikmati tarian ketinggian yang antigravitasi ini. Jangan harap bisa berlenggang-lenggok di papan panjat.
Fisik yang amburadul sudah pasti akan menghambat proses pemanjatan. Itu sebabnya, disarankan untuk tetap giat berlatih agar stamina bisa tetap terjaga. Persiapan fisik yang terbaik adalah melakukan angkat badan. Namun sebelum ini, jika mengikuti petunjuk kesehatan olahraga, tentunya harus ada persiapan fisik seperti lari ringan dan senam untuk memperkuat jantung dan paru. Melatih otot jari dan lengan berarti sebelumnya mengembangkan otot pundak dan pangkal lengan. Kunci kesuksesan pemanjat dalam menyelesaikan jalur tanpa jatuh adalah kekuatan jari mencengkeram pegangan.
Dalam kegiatan panjat tebing hobi yang utama adalah berhasil mencapai puncak jalur tanpa terjatuh. Tali pengaman memang mengamankan tubuh agar tidak terempas kalau pegangan terlepas. Namun ’’seni” panjat tebing adalah menyelesaikan masalah di mana kita menempatkan tubuh dan mencengkeram pegangan serta memijakkan kaki agar tidak terjatuh. Jika aliran gerak tubuh ini meliuk lancar maka mereka yang di bawah akan melihatnya sebagai suatu tarian vertikal yang seakan menentang gaya tarik bumi.
Kalau mau mencoba panjat dinding, ada beberapa alat wajib yang harus dipakai, yaitu figure of 8 (descender), harness, Gri-gri, carabiner screw gate, carabiner gate, carabiner bent gate, runner (dua carabiner gate dan bent gate yang disatukan dengan memakai quickdraw sling), sepatu panjat, helm, chalk bag dan magnesium karbonat – berfungsi untuk menjaga tangan terhindar dari serangan keringat. Semua ini, bahkan sepatu panjat pun disediakan di arena dinding panjat PI Mall.
Bila melakukan pemanjatan di Pondok Indah Mall, semua alat itu sudah tersedia. Cukup bayar sewa sebesar Rp 30.000, kita bisa langsung mencoba jalur pemanjatan. Pada hari biasa, harga itu untuk dua jam, sedang weekend menjadi satu jam saja.



-Tulisan ini pernah dimuat di Harian Suara Pembaharuan-

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/03/27/sekilas-panjat-dinding-di-indonesia/

sepatu panjat

Dalam panjat tebing, sepatu mempunyai perananan yang sangat penting. Bukan sekedar melindungi kaki, tapi membantu Anda untuk menginjak, mencengkeram dan berinteraksi dengan batu-batu yang akan Anda lewati. Oleh karena itu, sepatu panjat tebing didesain dengan bentuk yang berbeda-beda untuk setiap situasi. Maka jangan heran kalau Anda menemukan banyak sekali tipe sepatu panjat tebing. Untuk memilihnya Anda harus menyesuaikan dengan bentuk kaki Anda dan juga medan yang akan Anda lalui. Ada tiga hal yang dapat Anda jadikan pertimbangan untuk memilih jenis sepatu, yaitu:

Pertama. Buat rencana panjat tebing Anda. Langkah pertama untuk mendapatkan sepatu yang tepat adalah menentukan jenis, lokasi dan tujuan petualangan Anda. Di sini Anda sudah memilih jenis panjat tebing yang akan Anda jalani, apakah pada tingkat permulaan, menengah dan mahir. Terus tentukan lokasi dan rute yang akan dilewati. Selanjutnya Anda tinggal memilih sepatu, apakah untuk keperluan panjat tebing dalam jangka panjang, seharian atau cuma beberapa saat. Anda perlu juga membedakan jenis sepatu untuk kompetisi dan rekreasi. Ingat pula teknik panjat yang akan Anda pakai, apakah edging, smears, pocket climbing, krack climbing atau kombinasi dari berbagai teknik itu.
sepatu panjat



Memang, tidak ada sepatu yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Namun, setidaknya Anda bisa mencari sepatu yang hampir memenuhi kebutuhan Anda. Misal, Anda seorang pemula maka Anda bisa memilih sepatu serba guna yang dapat Anda pakai untuk berbagai lokasi pemanjatan. Jika Anda seorang panjat tebing senior, Anda bisa memilih jenis sepatu yang sesuai dengan lokasi khusus yang akan Anda lewati. Perfoma sepatu pemanjatan tergantung pada bahan yang dipakai serta cara pembuatannya. Berikut ini ada beberapa perbedaan dan perbandingan dari setiap jenis sepatu:

Shoe height / cut. Bentuk sepatu yang tinggi memberikan perlindungan ekstra pada kaki dan pergelangan kaki Anda dari goresan dan benturan. Sebaliknya, sepatu pendek (cut) kurang bisa melindungi pergelangan kaki, tetapi memberikan kebebasan kepada Anda untuk bergerak dan menggunakan teknik-teknik panjat tebing tingkat tinggi.

Basic design. Sepatu yang dilengkapi dengan tali dan penutup lebih mudah untuk dipakai dan dilepas. Sepatu seperti ini sesuai untuk pemanjatan di batu-batu besar atau pun dipakai untuk olah raga biasa. Bahkan kadang-kadang setelah petualangan sepatu ini dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

Support/midsole stiffness. Sepatu support stiffness memiliki alas (sole) yang tinggi sehingga bisa melindungi kaki Anda dari batu-batu kecil. Sedangkan sepatu midsole stiffness yang mempunyai alas sepatu pendek memberi kebebasan kepada Anda untuk bergerak, termasuk melewati lubang-lubang batu yang kecil. Bahkan sepatu jenis ini bisa memudahkan Anda untuk menerapkan teknik pemanjatan yang sulit (misal smearing.

Toe profile. Bentuk sepatu yang meruncing dimana bagian depannya disesuaikan dengan bentuk jari kaki (seperti pada sarung tangan) sehingga membantu Anda untuk melewati celah-celah yang sempit. Sepatu tersebut nyaman dan enak untuk melakukan teknik smear.

Bentuk sepatu. Setelah Anda mengetahui tipe-tipe sepatu seperti di atas maka pembicaraan selanjutnya adalah bagaimana sepatu itu dibuat. Walau masing-masing pabrik memiliki cara yang berbeda untuk membuat sepatu, namun teknik itu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu semi flexed dan gambered. Semi flexed adalah cara pembuatan sepatu yang masih tradisional dan berdasarkan pada anatomi kaki manusia. Sepatu ini cocok untuk Anda yang masih berada pada tingkat pemula dan menengah. Sedangkan bagi pemanjat mahir Anda bisa memilih bentuk sepatu gambered. Bagian depan sepatu ini dibentuk sesuai dengan jari kaki, sehingga memungkinkan Anda untuk melewati tebing dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Bagi pemula, jarang yang memilih sepatu seperti ini.

Konstruksi. Konstruksi sepatu dapat dibedakan pula menjadi dua yaitu slip lasted dan board lasted. Bagian bawah sepatu slip lasted pendek sehingga sangat fleksibel dan sensitif. Dengan sepatu ini Anda bisa merasakan batu-batu yang Anda pijak. Sedangkan sepatu board lasted berbentuk tinggi termasuk bagian bawahnya, sehingga mampu melindungi kaki Anda.

Setelah membuat rencana panjat tebing dan menyesuaikan jenis-jenis sepatu yang cocok dengan rencana tersebut maka langkah selanjutnya adalah memusatkan perhatian pada kategori umum dan mencari sepatu yang nyaman buat kaki Anda.

Kedua. Fokus pada kategori umum. Sangat sulit bagi Anda untuk memilih sepatu yang memenuhi standar untuk semua situasi. Di dunia panjat tebing dikenal tiga kategori sepatu, yaitu:

All purpose. Sepatu jenis ini dipakai untuk panjat tebing secara menyeluruh, baik teknik krack, edge maupun smear. Sepatu ini sangat populer untuk pemanjat pemula, pemanjat umum dan pemanjat yang suka naik ke berbagai kondisi tebing. Tipe sepatu ini adalah tinggi (menutup mata kaki) sehingga bisa melindungi kaki. Selain itu desain sepatu tersebut juga nyaman untuk perlindungan.

High performance. Sepatu jenis ini dibuat untuk kompetisi panjat tebing dan rute-rute pemanjatan yang sulit. Desain sepatu ini pendek dan sangat ringan sehingga memudahkan Anda untuk melakukan teknik-teknik pendakian yang sulit.

Slippers. Bentuk sepatu ini mirip dengan kaki Anda. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai second skin. Dengan bentuk yang tipis dan tempat jari kaki, sepatu ini sangat sensitif terhadap batu-batuan. Sepatu slippers sesuai untuk latihan, panjat dinding maupun tebing yang memiliki batu-batu besar.

Sebelum Anda memutuskan untuk memilih sepatu yang sesuai, coba perhatikan sepatu itu secara detil, baik ketinggiannya, bagian bawahnya (sol), bahan sol serta bahan sepatu. Sebisa mungkin Anda memilih sepatu yang dibuat dari bahan kulit kualitas tinggi sehingga kenyamanan Anda benar-benar terjaga.

Ketiga. Pastikan kenyamanan sepatu. Salah satu pertimbangan Anda untuk membeli sepatu adalah faktor kenyamanan. Karena itu, cobalah sepatu yang Anda inginkan sebelum Anda membelinya. Sebaiknya, Anda mencoba sepatu pada siang hari serta mengenakan kaos kaki. Jika sepatu yang Anda pilih memiliki tali, kenakan tali itu seluruhnya. Pastikan bahwa kaos kaki Anda tidak terlipat sehingga sepatu itu benar-benar sesuai dengan ukuran Anda. Pilihlah sepatu yang pas, tapi jangan terlalu sempit karena kaki Anda bisa sakit. Usahakan sepatu yang ramping. Lebih baik agak lebar dibanding terlalu panjang. Dengan demikian jari kaki Anda bisa menapak kuat pada tebing yang Anda lewati.

Jika Anda merencanakan untuk panjat tebing dalam jangka pendek dan rute yang sulit maka pilihlah sepatu yang rendah dan lebih ketat. Sepatu seperti ini mempunyai kontrol yang optimal. Namun bila Anda akan melewati jalur yang panjang dan general climbing maka pilihlah sepatu yang pas tetapi tetap nyaman. Bila sepatu yang Anda pilih mempunyai tempat jari (kantong jari kaki) maka perhatikan ukuran itu. Jangan sampai jari-jari kaki Anda harus terlipat karena kesempitan.

Selain itu Anda pun harus memperhatikan ukuran sepatu. Maklum, standar ukuran yang dipakai berlainan, baik di Eropa, Amerika maupun Inggris. Satu hal lagi yang harus Anda camkan, yaitu persoalan kaos kaki. Ada sementara orang yang memilih panjat tebing tanpa menggunakan kaos kaki karena merasa lebih sensitif terhadap jalur yang dilewati. Namun ada pula yang senang mengenakan kaos kaki ketika melakukan pemanjatan. Nah, sekarang pilihan ada di tangan Anda.

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.

1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat “….. pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !” di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet.

1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.

1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.

1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.

1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.

1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.

1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.

1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.

1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.

1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.

1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.

1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).

1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.

1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.

1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.

1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.

1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet.

1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.

1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.

1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.

1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.

1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.

1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.

1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern.

1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .

1941
Ekspedisi Archbold ‘menemukan’ Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.

1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada ‘hukum’ bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.

1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall.
Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.

1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam !

1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.

1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.

1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.

1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.

1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.

1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing.
Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.

1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.
Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.

1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.
Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d’Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.

1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat ‘ditonton’ orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.

1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing.
Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.

1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.
Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger.
Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja.
Nomer perdana majalah ‘Mountain’ beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.
Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar ‘main-main’ di Himalaya dengan mudah dan murah.
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.

1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.
Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker’s Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik.
Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar ‘hura-hura di tebing’. Tak lagi memadai semboyan ‘best training for climber is climbing’, apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.

1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.

1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.

1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil.
Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat ‘hijau’, yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.

1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.

1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.
Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, ‘ekspedisi berdikari’. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.

1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.
Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.

1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.

Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya, kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?
1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.
Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.

1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.

1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan.
Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur.
Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman (Wartawan Mutiara).
Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oteh TVRI.

1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.
Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri. Mapala Ul ke Puncak Chimborazo (6267 m)dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Amerika Selatan.
Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).
Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya, India.
Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Ball.

1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS.
Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.
Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.
Lomba panjat ‘tebing buatan’ pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa.
Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.
Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).

1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.
Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.
Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.
Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.
Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.
Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya.
Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat).
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas di terjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina.
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.
Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.

1996
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya pada tanggal 26 September 1996. Banyak pihak di Indonesia yang meragukan bahwa kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu. Tetapi berdasarkan data dari Adventure Stats.com pada bulan Januari 2002 nama Clara Sumarwati telah tercatat sebagai pendaki Everest ke 836.

1997

Pratu Asmujiono menyusul Clara menjejakkan kakinya di Puncak Everest pada tanggal 26 April. Menurut catatan Adventure Stats.com, ia merupakan orang yang ke 851. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya.

(GS,Bahan: katalog LPDN, berbagai sumber).

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-indonesia/

Memilih Kursus/ Pelatihan Panjat Tebing

Memilih Kursus/ Pelatihan Panjat Tebing

Bagi para peminat panjat tebing seringkali dihadapi pertanyaan ‘Bagaimana saya memulai panjat tebing?’ Apakah mungkin saya nonton orang manjat kemudian pergi ke toko outdoors membeli peralatan yang diperlukan lalu langsung cari tebing yang bisa dipanjat? Jangan coba2 melakukannya kecuali kalo rela panjatan tebing pertama juga menjadi panjatan tebing yang terakhir (artinya: jatuh dan mati konyol). Kita ingin memanjat tebing karena kita suka kegiatan olahraga tersebut, kita menikmatinya dan kita ingin kembali melakukannya. Cara yang benar yaitu selalu memanjat dengan selamat. Kata SELAMAT ini bukan sekedar didapat dari peralatan yang lengkap, tetapi lebih merupakan suatu sikap yang harus mendarah daging.

Untuk memulai panjat tebing kita harus langsung belajar dari pemanjat yang sudah berpengalaman. Enggak bisa dari sekedar nonton orang manjat atau belajar dari buku. Kita harus praktek langsung.

Kalo uang tidak menjadi hambatan, saran terbaik barangkali mencari pemanjat yang sudah terkenal dan berpengalaman, juga sudah biasa memberikan pelatihan dasar panjat tebing. Ambil les / kursus privat dari dia. Dengan kursus privat kamu menjamin bahwa kamu bakal mendapatkan perhatian penuh dari si pangajar dan dapat menyerap ilmunya sebanyak mungkin tanpa terganggu oleh murid lain. Saya bilang ‘pemanjat pengalaman yang terbiasa memberikan training’ karena tidak sedikit pemanjat2 yang mahir tetapi mereka tidak tau bagaimana mengajarkannya kepada pemula. Ingat bahwa aspek keselamatan selalu menjadi bagian paling utama dalam proses belajar memanjat tebing.

Sangatlah penting untuk menumbuhkan sikap peduli akan keselamatan ini sejak awal perkenalan dengan dunia panjat tebing

Pilihan lain yaitu mengambil kursus secara kelompok. Dinding panjat nampaknya mulai menjamur di tanah air. Cari info dimana ada dinding panjat terdekat (bisa lewat FPTI) dan tanyakan apakah tempat tersebut memberikan kursus Panjat Tebing. Dalam pandangan saya, setiap tempat dengan dinding panjat dimana pelatihan panjat dinding dilakukan, sudah semestinya membuka kursus panjat dinding untuk umum. Hal ini bukan hanya ditujukan untuk mempopulerkan olahraga panjat tebing tetapi juga dapat mengumpulkan dana untuk biaya perawatan dan perbaikan dinding panjat tsb. Kursus panjat dinding untuk pemula paling baik dilakukan di dinding panjat buatan bukannya di tebing alam, paling tidak untuk hari pertama. Kenapa? Karena didinding panjat si pengajar bisa memperagakan berbagai tehnik dan gerakan yang mungkin sulit dilakukan ditebing alam selain itu juga dari segi keselamatan dan lingkungan.

Mentor panjat tebing yang baik yaitu :
- Sabar. Sikap terburu2 bisa menjadi bakal kecelakaan.
- Selalu mempraktekan prosedur dasar keselamatan
- Punya reputasi baik di dunia panjat tebing
- Penuh percaya diri dan benar2 peduli akan keselamatan
- Mengenakan helmet pada saat manjat, belay dan diarea pemanjatan
- Selalu merawat dan memperlakukan peralatan dengan baik.
- Mengetahui dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
- Peduli akan lingkungan dengan menerapkan sikap Leave No Trace

Sebelum memilih pelatihan panjat tebing perhatikan point2 berikut (sebagian diambil dari American Mountain Guide Association):
- Syarat apa saja yang diperlukan untuk mengikuti kursus, temasuk kondisi kesehatan tubuh
- Siapa yang akan menanggung biaya rumah sakit kalo terjadi kecelakaan, apakah kursus tsb punya asuransi
- Daftar orang2 yang pernah mengikuti kursus berikut alamatnya untuk referensi (tanya apakah sekolah tsb memberikan kursus dengan baik)
- Sudah berapa lama kursus /pelatihan tersebut diadakan
- Apakah pernah terjadi kecelakaan ditempat kursus tsb
- Apakah rasio guru murid kecil. Satu pengajar sebaiknya tidak mengajar lebih dari 6 orang dan hanya satu pasang murid bisa manjat dan belay pada setiap saat.

Jika pelatihan diadakan dialam bebas:
- Pastikan mereka menyediakan helm, kalo tidak – jangan berpikir dua kali untuk mengikuti pelatihan ditempat tsb.
- Sebaiknya guide tersebut lokal dan mengenal medan tebing dengan baik.

Selamat belajar memanjat tebing.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/05/08/memilih-kursus-pelatihan-panjat-tebing/

dasar pemanjatan

 Panjat Tebing. Salah satu olah raga yang membutuhkan nyali yang besar. Dikarenakan pemanjat atau sebutan kerenya climber harus menaiki tebing yang menjulang tinggi hanya dengan mengandalkan tali sebagai pengaman, kekuatan tangan lengan dan kaki yang sebagai kunci untuk mencapai puncak tebing. Untuk mencapai puncak climber haber hanya mengandalkan celah – celah tebing yang kecil dan sulit dijangkau. Oleh karena itu sebelum melakukan pemanjatan baiknya sobat hijjau memperhatikan beberapa pengaman yang diperlukan:
Sepatu:
Apa bila sobat hijjau ga pakai sepatu...? apa jadinya ...............? bukan hanya sekedar untuk melindungi kaki, tapi juga membantu pemanjat untuk menginjak, mencengkram dan berinteraksi dangan bebatuan yang dilewati. Maka jangan heran bila sobat hijjau banyak menemukan berbagai merek, jenis dan model sepatu panjat. Saat ini ada beberapa sepatu panjat yang beredar di indonesia yang sesuai dengan kocek sobat hijjau. Sepatu tersebut dah di sesuaikan dengan tehnik yang dilakukan pemanjat/ cliber seperti edging, smears, pocket atau crack mungkin juga kombinasi dari berbagai tehnik diatas.
Tali:
Untuk melindungi pemanjat dari kemungkinan jatuh yaitu dengan tali tau kita sebut shet rope (kernmantel).Tali yang paling banyak digunakan saat ini terdiri dari lapisan luar dan dalam. Yang terkenal untuk saat ini adalah Beal, Mammut, Edelrid etc.Ukuran tali yang sering dipakai/umumnya 11 mm pajang 50m
Harness:
Harnes sangatlah menolong untuk menahan tubuh pemanjat bila terjatuh, harness juag mengurangi rasa sakit dibanding kita menggunakan tali secara langsung ketubung dengan simpul bowline on a coil. Harness yang baik dan bagus tidak mengganggu sobat hijjau saat memanjat tidak mengganggu gerak tubuh:
Full Body:
Harness jenis ini melilit seluruh tubuh relatif aman dan biasanya dilengkapi dengan sangkutan alat disekeliling pinggang.Banyak dipakai dikondisi salju/ es/ penyelamatan.
Seat Harness:
Harness ini sering dikarenakan tidak ribet tidak mengganggu sobat hijjau saat melakukan pemanjatan. Seat harness ini terbuat atau dibuat dari webbing(swami belt) dan diaspersling atau dengan menngunakan figure of eight.
Sling:
Dalam pemanjatan ada dua sling yang sering digunakan yaitu runner dan quicdraws.sebaiknya disiapkan.
Karabiner:
Karabiners (snapring,snapling,cincin kait)secara prinsip carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runner /titik pengaman. Sehingga karabiner dibuat sangat kuat untuk menahan berat badan pemanjat yang terjatuh saat melakukan pemanjatan. Ada karabiner yang sudah dilengkapi dengan penutup/ bisa disebut screw gate ada yang belum.
Ascendeur:
Askendeur digunakan sebagai alt untk naik/meniti tali keatas merupakan perkembangan dari prusik, mudah mendorong keatas tapi juga menahan beban pemanjat. Dalam mengunakan ascendeur sebaiknya menggunakan sling terlebih dahulu sebelum disangkutkan pada karabiner ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Jumar:
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali berdiameter 7-11 mm dan berkekuatan 1100 pounds.
Clog:
Alat naik mekanis yang lain mempunyai prinsip kerja seperti jumar.lebih kecil sering digunakan di inggris.
Descendeur:
Alat ini digunakan untuk turun tebing (abseiling,rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga pada pendaki/pemanjat agar tidak meluncur bebas, keuntungan lainnya tubuh tidak tergesek tali, sehingga tidak terasa panas. Ada beberapa jenis descendeur:
Figure of eight
Breker bar
Bobbin (petzl descendeur)
Single rope dan doble rope
Modifikasi carabiner(karabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi seperti breker bar
Chalk bag:
Chalk bag berfungsi sebagai tempat bubuk mg/ magnesium(mgco3)yang berfungsi untuk membuat telapak tangan pemanjat tetap kering atau cengkraman tangan lebih kuat karena tidak licin.


(sumber:hijau adventure gear)